Perbedaan Backpacker dan Flashpacker



      

     
       Sebenarnya perjalanan merupakan aktivitas yang dipadukan dengan kreativitas seseorang, yang dirancang dan dilakukan sesuai dengan kenyamanannya masing masing. Ada beberapa gaya perjalanan yang tahu atau tidak tahu, sering dilakukan oleh para penggemar travelling, diantaranya; backpacking, flashpacking, megaloping, Gap-packing, atau yang paling tragis adalah Beg-packing (yang ini tidak direkomendasikan karena akan menambah jumlah pengemis di suatu negara, wkwkwk). Tapi dari keempat itu, di Indonesia sendiri terkenal gaya backpacking dan flashpacking. Mungkin jika ditanya, belum semua orang tahu apa perbedaan dari kedua gaya tersebut. Buat anda penggemar travelling wajib mengetahuinya.

1.      Backpacking
Backpacking berasal dari kata backpack yang berarti ransel. Yang disebut pengguna gaya ini adalah orang orang yang melakukan perjalanan dengan perjalanan yang sederhana, penuh perjuangan, menggunakan akomodasi dan transportasi berbiaya murah bahkan ada yang hitch hiking (menumpang mobil) sampai yang bergaya tunawisma, serta semua barang barangnya dibawa dengan menggunakan ransel. Biasanya gaya ini dilakukan oleh orang orang yang tidak memiliki banyak uang atau budget minim tetapi berkeinginan untuk keliling dunia. Tapi bukan Beg-packing yang sampai rela mengemis di suatu negara untuk melanjutkan ke negara berikutnya dan seterusnya. Para backpacker umumnya penuh dengan kebebasan waktu namun tetap berorientasi pada anggaran yang sudah mereka rencanakan. 

2.      Flashpacking
Gaya ini sering disebut sebut sebagai gaya para berpacker berduit. Sebenarnya itu kurang tepat, yang tepat adalah gaya yang digunakan oleh para petualang yang bersedia mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan kenyamanan dan pengalaman selama di perjalaan.
Flashpacking juga sama sama menyukai kebebasan seperti backpacking. Namun, berbeda di orientasinya saja. Kalau backpacking diatas adalah berorintasi pada anggaran, sehingga bagaimana seminim minimnya budget masih bisa tetap jalan. Sedangkan flashpacking bagaimana bisa menciptakan kenyamanan dan pengalaman baru saat travelling berapapun budget yang harus dikeluarkan, atau bagaimana mengeluarkan budget tidak terlalu besar tapi bisa menikmati kenyamanan atau pengalaman baru.

Bagaimana? Masih belum paham? Kita kasih contoh yukk…

1.      Dari segi packing!
Saat flashpacker melakukan packing, dia sadar kalau dia memiliki sepatu yang usang dan dianggapnya sudah tidak nyaman lagi saat di pakai. Maka dia memutuskan untuk mencari dan menggantinya dengan yang baru. Dia akan mencari cari toko adventure offline maupun online yang menyedikan berbagai sepatu yang dia inginkan. Namun dia tetap mencari mana toko yang menyediakan sepatu yang dia inginkan tetapi dengan harga yang tidak terlalu mahal (jika tidak terpaksa). Jika sepatu sudah dia dapatkan, barulah dia akan merasa tenang dan nyaman saat diperjalanan.
Sedangkan saat backpacker melakukan packing, dan sadar kalau sepatunya sudah usang, selagi bisa dipakai dan sepatu itu tidak rewel dalam artian jebol, dll maka dia akan tetap menggunakannya. Atau memilih alternative lain dengan menggunakan sandal jepit. Whatever buat mereka, cuek aja. Prinsipnya pokok’e melaku! Hehe… Dia akan menyayangkan budget minim yang untuk jalan jalan harus terpotong untuk barang yang masih bisa dia handle. Namun jika dia memiliki uang lebih dari total budget yang akan di keluarkannya untuk jalan jalan, barulah dia akan melakukan hal yang sama seperti yang flashpacking lakukan demi kegemarannya berpetualang.

2.      Memilih Transportasi
Bagi Flashpacker yang berorientasi pada kenyamanan dan pengalaman, jika harus memilih naik bus atau kapal laut yang waktu tempuhnya puluhan jam sedangkan tersedia pesawat dengan waktu tempuh yang singkat, biasanya jika tidak terlalu menginginkan memiliki pengalaman naik kapal laut yang berpuluh puluh jam maka dia akan lebih baik memilih yang menggunakan pesawat karena bisa lebih efesien waktu. Kalau dia ingin memiliki pengalaman unik untuk naik kapal laut, maka dia berani mengambil ketidaknyamanannya demi pengalamannya. So, seterah kemauan diri dia. Jika dia ingin punya pengalaman naik kereta cepat di negara tetangga, dia akan rela mengeluarkan budget lebih mahal untuk naik kereta cepat dari pada naik bus yang sudah pernah dia coba.
Sedangkan untuk backpacker, jika ada alternative yang menyediakan budget lebih murah dan bisa mengirit anggaran, yaa ayooo ready ready aja berangkat menggunakan alternative itu. Mungkin dia akan menambahkan waktu by kapal laut dalam itinerarynya sehingga semakin membutuhkan waktu lama. Mau kondisinya seperti apa dan akan bagaimana, ya harus siap menjalaninya. Kalau selagi naik bus lebih murah di banding naik kereta cepat, dia memilih untuk naik bus. Tapi bukan berarti backpacker miskin pengalaman. Bisa jadi dia memadukan unsur backpacking dan flashpacking. Seperti tujuan awal dari rumah dia ingin naik kereta cepat, so, dia akan menambah budget di itinerarynya menggunakan itu dan mungkin akan mengurangi budgetnya di penginapan sehingga harus memilih penginapan yang paling murah.

3.      Memilih Penginapan
Bagi flashpacker, kenyamanan adalah nomor pertama saat memilih penginapan. Namun kenyamanan tentu tidak hanya dia dapat dari penginapan atau hotel yang mahal. Selagi dia ada penginapan yang murah dan menyediakan kenyamanan menurutnya, dia akan lebih memprioritaskannya, jika tidak ada yaaa dia tidak masalah mengeluarkan budget lebih besar.
Sedangkan bagi backpacker, poin utama yang dia cari adalah penginapan yang murah di tempat tujuannya. Pokoknya mau bagaimanapun kondisi penginapannya, selagi ketidaknyamanan bisa dia tangani dengan baik maka dia akan mengambil pilihan itu.


            Mungkin dari ketiga contoh tersebut, anda sudah paham? Sekarang, manakah gaya travelling kalian? Backpacking kah? Atau flashpacking? Semua bisa anda jawab dengan mudah sekarang.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.