Candi Prambanan: Indahnya Candi Hindu di Indonesia

HELLO YOGYAKARTA!!


Bisa dibilang saya paling betah banget stay lama di kota ini. Kota terfavorit di Indonesia. Bulan lalu, saya melakukan perjalanan solo saya ke kota penuh sejarah ini. Planning solo backpacking saya benar benar berantakan saat kereta dari Malang menuju Jogja harus ditempuh sampai 22 jam. Saya pun harus meng-skip beberapa destinasi di Jogja yang seharusnya saya kunjungi. Destinasi yang paling teratas di list saya yaitu Candi Hindu cantik yang tak jauh dari pusat kota Yogyakarta, Candi Prambanan. Terletak di Prambanan Seleman dan Prambanan Kelaten dengan jaraknya sekitar 17 kilometer dari pusat Yogyakarta.

Tepat setelah dzuhur, saya menuju ke halte malioboro untuk naik transjogja A1 menuju ke halte prambanan yang tak jauh dari lokasi candi prambanan berada.  Dengan membayar Rp 3.500,- bus transjogja memberhentikan saya tepat di halte prambanan sekitar 30 menit perjalanan karena macetnya lumayan saat itu. Wahh...Jogja ada macet juga to? yaaa..sama seperti di kota kota lainnya. Kalau bingung bagaimana cara ke prambanan dengan transjogja, bida ke link ini 

Okay, kalau masalah transportasi banyak yang bisa mengakali, apalagi kalau ramean pada milih naik grab hingga depan pintu prambanannya, jadi tidak perlu naik ojek dari halte prambanan ke depan pintu prambanan. Karena kalau mau jalan sih sebenarnya bisa, cuma bakalan lumayan capek kalau pas baliknya karena prambanan itu luas beuddd dan cukup menguras keringat saat mengelilinginya. 

Candi Prambanan ini sering disebut candi Roro Jonggrang dan merupakan candi hindu terbesar yang dibangun sekitar abad 9 masehi. Menurut beberapa sumber nama asli komples ini adalah dari bahasa Sansekerta (Siwagrha atau rumah Siwa) atau (Siwalaya yaitu Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarik 778 Saka (856 masehi). Konon candi ini dipersembahkan untuk Trimurti  (tiga dewa utama hindu yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu) dan dimuliakan dalam komples candi ini dengan tiga candi utamanya. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini. Candi ini juga termasuk dalam situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991 dan pernah mengalami renovasi akibat gempa Yogyakarta pada tahun 2006.


Menurut Prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan berikut candi sewu yang tak jauh dari prambanan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu pada masa Kerajaan Medang Mataram. Dalam prasasti ini sebutkan bahwa saat pembangunan candi tengah berlangsung juga perubahan tata air untuk memidahkan aliran sungai di dekat candi ini, sungai ini adalah sungai Opak. Kemudian disempurnakan oleh raja raja Medang Mataram berikutnya dan diperluas dengan menambah candi candi disekitar candi utama sehingga menjadi megah dan merupakan candi agung kerajaan mataram kala itu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan mataram diduga oleh para sejarawan terletak di suatu tempat di dekat prambanan di Dataran Kewu.

Dari ketiga candi utama Trimurti tersebut yang menghadap ke timur, setiap candinya memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat yaitu nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Candi Siwa berada ditengah dengan bangunan yang paling tinggi dengan 3 ruangan yang masing masing berisi arca Durga (Istri Siwa), Agastya (Guru Siwa) dan Ganesha (putra Siwa). Sedangkan Arca Durga itulah yang disebut sebut arca Roro Jonggrang dalam lagenda. Sedangkan candi wisnu dan candi brahma, anda kan hanya menemukan satu ruangan berisi arca kedua dewa tersebut. Dari ketiga candi pendamping yang paling memilikat adalah candi Garuda yang menyimpan kisah tetang sosok manusia setengah burung bernama Garuda. Garuda ini merupakan burung mistik dalam mitologi hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, dan bersayap merah, beraruh seperti elang. Diperkirakan ini adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (bisa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno dan Phonix dalam mitologi Yunani Kuno. Pertanyaan saya, apakah dari sini yang menjadi inspirasi pertama lambang negara kita? hehe...kok bisa mencetus sosok burung garuda...





Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok yang mendirikan Wangsa Isyana. Hal itu mengakibatkan candi Prambanan mulai terlantar dan tidka terawat sehingga perlahan mulai runtuh. Serta benar benar runtuh pada gempa bumi pada abad ke-16. Pada tahun 1733, Candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Candi ini pun menarik perhatian dunia ketika masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles menemukan candi ini, menskipun begitu ia memerintahkan melakukan penyelidikan lebih lanjut sehingga reruntuhan candi itu tetap terlantar hingga berpuluh puluh tahun. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem I Jzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian Isaac Groneman melakukan pembongkaran besar besaran dan batu batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca dan Relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan tanaman sementara warga pribumi mengambilnya untuk dijadikan bangunan dan pondasi rumah. Duu...duh.... mungkin belum tahu nilai sejarah pada masa itu yaaa....

So, jadi demikian lah sedikit cerita aslinya dari bangunan ini. Terus kaitannya sama Roro Jonggrang apaan dong? Jadi gini, penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi mengetahui keberadaan candi itu, namun mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya. Siapakah raja raja dan kerajaan apa yang telah membangun candi ini. Sehingga keluarlah sebuah imajinasi berupa cerita rakyat atau dongeng lokal untuk menjelaskan asal usul candi ini. Muncullah cerita Roro Jonggrang yang hendak dipersunting dan mensyaratkan membangun seribu candi dalam satu malam yang kemudian dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit dan diakhiri dengan kisah Roro Jonggrang yang dikutuk menjadi Batu atau Arca. Lagenda ini pun dikenal dengan kisah Roro Jonggrang.


Ahhh, lu kebanyakan cerita Nov....buru dah harga tiket masuknya berapa? hehe...teman saya sempat perotes seperti itu...

Okay, saya akui memang tiket masuk candi ini selalu naik mengikuti perkembangan jaman. hehe... April 2018 lalu, saya masuk dengan tiket:
Rp 40.000 (dewasa)
Rp 20.000 (anak anak)
- Diskon 50% untuk pelajar atau mahasiswa
Untuk wisata asing, saya lupa tidak melihatnya. mungkin sekitar 19-20 USD untuk dewasa dan 9-11USD untuk anak anak. Sekitaran segitulah yaaa...
Jam Operational : ( 06.00 - 17.00 setiap harinya)

Note : Di pintu masuk candi ini juga menjual tour keliling candi candi lainnya sekitar Prambanan hingga candi Borobudur dan juga nonton Sendratari Ramayana di Prambanan. Per Paketnya mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 250.000 tergantung paket mana yang ingin kalian dapatkan. Lebih rincinya tanya ke loket yaaa...


taken by dreamtime.com




SALAM BACKPACKER!!


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.