Rohingya Dari Negara Mana? Asal Usul dan Permasalahan Rohingya

 Pengungsi Rohingya kembali menjadi topik perbincangan di media sosial dan pencarian google mengalami peningkatan beberapa hari ini setelah terdengar kabar bahwa warga Aceh menolak kedatangan mereka. Kemudian disusul buntut video yang beredar di dunia maya oleh salah satu oknum yang mengaku dari pihak rohingya di Malaysia meminta hak tanah kepada negara Malaysia. Alhasil, isu tersebut terkuak hingga menjadi gerah dan rasa penasaran beberapa orang di Indonesia. Oleh karenanya, negara Indonesia dan Malaysia merasa perlu memperhatikan dan menangani lebih fokus lagi terkait para pengungsi rohingya di Aceh maupun Rohingya di Malaysia.

Beberapa kata kunci pencarian Rohingnya di google untuk wilayah Indonesia, menampakkan hasil pencarian seperti berikut; Rohingya berasal dari negara, Rohingya siapa, Rohingya itu negara mana, Rohingya aslinya dari mana, Rohingya Aceh dari mana, Rohingya adalah, apa itu Rohingya, Rohingya dari mana, Rohingya Aceh adalah, dan kenapa Rohingya mengungsi.

Dari kata kata kunci tersebut dapat disimpulkan jika banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum tahu seluk beluk etnis Rohingnya ini hingga kenapa mereka harus terdampar dan mengungsi di luar negeri serta mengapa pemerintah Indonesia harus fokus menangani permasalahan mereka di Aceh. Mari kita akan bahas satu satu dari awal bersama sama. Semoga kali ini, Nova bisa merangkum dan menjelaskan dengan baik kepada teman teman semua.


Apa Itu Rohingya?

Rohingya adalah sekelompok  etnis minoritas yang beragama muslim yang awalnya tinggal di bagian termiskin yaitu Rakhine, Myanmar atau Burma (sebutan lain Myanmar) yang mayoritas beragama Buddha.

Sebagian sejarawan masih berdebat dan beberapa mengatakan jika etnis Rohingya ini sudah berada di Myanmar sebelum masa kemerdekaan Myanmar tahun 1948 sedangkan Myanmar sendiri mengatakan jika etnis ini adalah pendatang baru dari subkontinen India.

Secara historis, keberadaan Rohingya tidak disukai oleh masyarakat Rakhine yang beragama Buddha. Mereka dipandang sebagai pendatang dari negara lain. Kebencian terhadap Rohingya dari mayoritas masyarakat Rakhine meluas di Myanmar. Sehingga pada tahun 1982, saat pemerintah Myanmar menerbitkan Undang Undang Kewarganegaraan, etnis Rohingya tidak dimasukkan sebagai ras nasional. Hal itu membuat mereka tidak memiliki status kewarganegaraan dan mereka kehilangan hak hak dasar dan perlindungan mereka sebagai warganegara dan rentan terhadap ekploitasi, kekerasan, seksual dan berbasis gender (SGBV). Kehidupan mereka kemudian mengalami deskriminasi, kekerasan, sehingga pada tahun 1990an mereka perlahan lahan mulai meninggalkan Myanmar.

Puncak eksodus terbesar mereka pada tahun 2017 saat kekerasan besar besaran terjadi di Rakhine. Seluruh desa dibakar habis, ribuan keluarga terbunuh dan terpisah, dan pelanggaran hak asasi manusia besar besaran dilaporkan.  Sebanyak lebih dari 742.000 orang pengungsi dan setengahnya anak anak, mereka berjalan menelusuri hutan dan melintasi teluk Benggala untuk menuju ke Bangladesh guna mencari perlindungan.  Total lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar sejak tahun 1990an. Hingga saat ini, ada 960.000 pengungsi Rohingya tinggal di Bangladesh dan mayoritas mereka menetap di Coz’ bazar, Bangladesh. Tahun 2021, pemerintah Bangladesh merelokasikan para pengungsi ke pulau Bhasan Char. Mereka berpikir Bangladesh adalah negara dengan mayoritas muslim, satu bahasa serta negara terdekat dengan lokasi mereka. Sayangnya, Bangladesh juga merupakan negara yang sangat padat penduduknya.


Bagaimana Kondisi Pengungsi Rohingya di Bangladesh Saat Ini?

Bangladesh memiliki musim sebanyak enam musim termasuk musim penghujan dan musim yang bisa disertai badai, petir, dan angin kencang. Ratusan ribu pengungsi Rohingya mencari perlindungan di penampungan yang terbuat dari bambu dan terpal di daerah yang mungkin tidak tahan dengan hujan lebat dan angin kencang. Selain itu, musim ini juga memperburuk penyakit lainnya seperti malaria, demam berdarah, cikungunya di camp camp yang tidak memiliki fasilitas dan sanitasi yang layak. Sehingga anak anak dan lansia tentu sangat rentan penyakit. Pada Mei 2021, Topan Mocha melanda Bangladesh dan Mnyanmar menimbulkan kerusakan perumahan dan infrastruktur.. Badai tersebut berdampak terhadap 2.3 juta orang termasuk pengungsi Rohingya. Para pengungsi memperbaiki kembali bangunan bangunan mereka perlahan lahan walau tidak dapat seperti semula keseluruhan semuanya. UNHCR dan mitra mitra serta badan badan pemerintah berupaya memberikan bantuan darurat kepada yang terkena dampak khususnya sanitasi dan makanan.

Pengungsi Rohingya karena tidak memiliki status hukum, sehingga pergerakan mereka juga dibatasi di luar camp penampungan. Sehingga mereka mengandalkan penuh bantuan kemanusiaan dengan jumlah mereka yang semakin meningkat sehingga mereka mudah terpapar eksploitasi dan pelecehan.


Bagaimana Dengan Pemerintah Myanmar?

Bentrok pesenjataan atau perang saudara di Myanmar antara pasukan oposisi dan junta militer Myanmar terus bergulir. Pada tahun 2021 sejak kudeta, sekitar 12.000 orang tewas akibat kekerasan politik dalam negeri sendiri. Serangan udara, pemboman artileri, memaksa ribuan orang meninggalkan rumah. Pengungsi internal Myanmar sendiri menjadi lebih dari 1.8 juta termasuk 1.5 juta telah menjadi pengungsi internal sejak februari 2021 awal manasnya pemberontakan tersebut. Dalam harian kabar BBS News melaporkan bahwa kubu pemberotakan telah melanjutkan pertempuran dengan militer Myanmar pada 13 November lalu.


Apakah Rohingya Hanya Menuju Ke Indonesia dan Malaysia?

Selain Bangladesh yang menampung sebagian besar etnis Rohingya di Asia, menurut laporan UNHCR pada 31 Oktober 2023 meunjukkan 1.296.525 pengungsi Rohingya mencari perlindungan ke beberapa negara. Bangladesh menampung 967.842 orang, Malaysia diurutan ke dua sebanyak 157.731 orang, Thailand sebanyak 91.339 orang, India 78.731 orang dan Indonesia sebanyak 882 orang. Sebenarnya mereka juga memiliki tujuan ke beberapa negara di luar ASEAN, hanya saja lokasi yang jauh. Dalam satu pekan terakhir, pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan lebih dari 100% dengan jumlah sekitar 1.000 orang.

Menurut Direktur Arakan Project, Lembaga Advokasi HAM Rohingya, Chis Lewa “sebenarnya Indonesia bukanlah negara tujuan para Rohingya akan tetapi hanya sebagai transit karena mereka tidak bisa mencapai Malaysia atau mendarat di Malaysia”. Kasus beberapa pengungsi Rohingya yang kabur di camp Aceh, memperkuat pernyataannya. Pengungsi Rohingya yang keluarganya sudah berada di Malaysia, mengatakan jika mereka berani membayar 20 juta untuk mengirim keluarganya dari Aceh ke Malaysia. Secara logika, jumlah etnis Rohingya di Malaysia lebih banyak bahkan mereka bisa bekerja secara ilegal dan diam diam sebagai penjual dan buruh murah untuk bisa menghasilkan uang dan membawa keluarganya bersatu atau bertemu kembali. Namun belakangan ini keselamatan di kamp Coz Bazar  memburuk (penculikan, pemerasan, pembunuhan) yang membuat mereka mencari penyelamatan dan tidak menargetkan Malaysia lagi, asal bisa keluar camp bahkan ke Indonesia pun lebih baik.

Beberapa tahun terakhir, pemerintah Malaysia bahkan sudah mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menerima pengungsi Rohingya. Di sisi lain karena perang internal sendiri, Myanmar masih bergelut dengan urusan dalam negerinya. Jumlah pengungsi internal di Myanmar hampir 2 juta jiwa. Sedangkan 89.402 pengungsi Rohingya dikembalikan ke negara tersebut dari negara lain.


Aceh Tolak Rohingya, Kenapa?

Pengungsi Rohingya tiba di Aceh dan ditolak warga
(sumber: AP/Rahmat Mirza dalam detik.com)

Beberapa warga Aceh merasa beberapa etnis Rohingya sudah melampaui norma norma yang ada di Aceh. Bahkan hingga terjadinya sindikat penyelundupan manusia yang melibatkan warga lokal Indonesia membuat nama Aceh menjadi tercoreng. Selain itu, masyarakat juga merasa beberapa dari mereka kurang menghargai kebaikan masyarakat Aceh seperti penemuan nasi bungkus pemberian warga Aceh yang dibuang dan ketidakpuasan mereka dengan porsi makanan yang diberikan oleh Masyarakat Indonesia. Kemudian alasan besar masyarakat Aceh menolak mereka untuk berlabuh adalah masalah tempat pengungsian yang tidak tersedia di beberapa lokasi yang menjadi tempat bersandar kapal pegungsi. Selain itu, masyarakat juga merasa terganggu dengan keberadaan para pengungsi di wilayah para nelayan yang beraktivitas seperti gudang lelang, area kapal kapal nelayan. Di sisi pemerintahan, Indonesia juga akan menggelar pesta pemilu tahun 2024, ditakutkan akan menggangu stabilitas dan juga keamanan negara. Sehingga pemerintah Indonesia berencana untuk menampung mereka di suatu tempat dahulu dan atau mengembalikan mereka ke negara atau tempat asal keberangkatannya di Myanmar atau Bangladesh di tahap selanjutnya. Pemerintah mencoba mencari jalan terbaik untuk menyelesaikan kondisi ini.


Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya

Terkuak terjadinya penyelundupan manusia (para pengungsi Rohingya) dari Bangladesh menuju ke Malaysia dan Indonesia. Ini lakukan oleh agen agen di Myanmar dan Bangladesh yang tidak bertanggung jawab. Mereka menawarkan dan memaksa serta menarik tarif jutaan kepada orang orang Rohingya untuk melakukan perjalanan menggunakan kapal berhari hari yang mereka sediakan. Tujuan awalnya menuju ke Malaysia dengan harapan kehidupan mereka akan lebih baik atau bertemu sanak family yang lebih dulu di tampung di Malaysia, karena memang jumlah pengungsi Roghingya di Malaysia urutan kedua setelah Bangladesh di ASEAN ini. Sayangnya Pengungsi yang ditolak Malaysia, kapalnya dikembalikan ke laut lagi dan setelahnya mereka harus terdampar di Indonesia. Beberapa dari mereka yang tinggal di camp pengungsian yang di sediakan di Aceh, memilih kabur dan dengan membayar belasan juta ke warga lokal Indonesia. Mereka akan diselundupkan ke Malaysia untuk bertemu dan bersatu kembali dengan keluarganya di Malaysia. Bahkan keluarga mereka di Malaysia yang memiliki penghasilan dari hasil kerja gelap, rela merogoh koceh 14-20 juta untuk pemberangkatan penyelundupan tersebut. Semuanya begitu? Tidak juga. Beberapa masih tetap menurut dan tinggal di camp penampungan di Aceh dengan baik.

Menurut Arakan dalam Kabar Harian BBC, gelombang besar besaran pengungsi yang datang ke Indonesia beberapa bulan ini didorong oleh situasi di camp penampungan Bangladesh yang memburuk. Para penyelundup memanfaatkan situasi dengan mematok harga yang lebih murah menuju Indonesia dan Malaysia. Sejak 14 November lalu, Badan PBB UNHCR mencatat Aceh telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya dan beberapa kapal terus diberangkatkan oleh para agen penyelundup ini. Ratusan pengungsi yang tiba di Pidie Aceh, kini ditempatkan sementara di tenda yang didirikan oleh Badan Penaggulangan Bencana Daerah dan konsumsi ditanggung oleh UNHCR diluar sukarela warga yang ikut membantu.

Sebelumnya masyarakat Aceh memang menolak keras para pengungsi dengan alasan alasan yang saya sebutkan dipoin sebelumnya, Namun pada akhirnya mereka tetap mendarat di Aceh dan tidak dikembalikan di laut. Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, Ann Mayman mengatakan jika di lapangan sudah stabil dan pihaknya mengupayakan agar masyarakat lokal bisa memahami situasi oleh para pengungsi. Terkait video yang viral di media sosial  mengenai Rohingya minta tanah Malaysia masih menjadi kabar burung atau hoax yang belum terbukti ke asliannya. Oleh karena itu diharapkan masyarakat mencari sumber yang jelas dahulu dan mencari tahu dari  berbagai sumber yang kredible terlebih dahulu.


Terimakasih

 

 

 

Sumber Referensi :

UNHCR. 2023. Artikel Rohingya Refugee Crisis Explained, 23 Agust 2023. https://www.unrefugees.org/news/rohingya-refugee-crisis-explained/

UNHCR. 2023. Operation Data Portal : Data Myanmar Situation , Last update 27 Nov. https://data.unhcr.org/en/situations/myanmar

BBC News Indonesia.2021.Artikel : Ratusan pengungsi Rohingya Kabur, Indonesia menjadi titik lemah.26 Jan 2021. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55798047

BBC News Indonesia. 2023. Artikel : Gelombang pengungsi Rohingya di Aceh, 'Para penyelundup mengatur rute perjalanan untuk mendarat di Indonesia'. 24 Nov 2023. https://www.bbc.com/indonesia/articles/c2l2p0j40xyo

BBC New Indonesia. 2021. Artikel : Polisi selidiki sindikat perdagangan manusia pengungsi Rohingya di Aceh - ‘Saya bayar Rp20 juta agar keluarga saya bisa naik perahu’, 27 Nov 2023. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cj5pne2n06do

 

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.